Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2008/07/08/21404064/pendidikan.kesetaraan.ajarkan.kecakapan.hidup
Pendidikan Kesetaraan Ajarkan Kecakapan Hidup
Ester Lince Napitupulu | Selasa, 8 Juli 2008 | 21:40
WIB
JAKARTA, SELASA -
Pendidikan kesetaraan untuk peserta yang terdaftar di institusi penyelenggara
pendidikan ini diharapkan bukan sekedar mengejar ijazah. Dalam program
pendidikan kesetaraan, pembelajaran kecakapan hidup dan kepribadian profesional
justru perlu ditekankan untuk menyiapkan lulusannya siap memasuki dunia kerja.
”Pembelajaran di lembaga-lembaga penyelenggara
pendidikan kesetaraan seperti pondok pesantren, pusat kegiatan belajar
masyarakat, atau sanggar kegiatan belajar dilakukan berdasarkan acuan kurikulum
yang disesuaikan dengan kondisi peserta untuk bisa siap bekerja dan
berwirausaha. Bahan ajar yang diberikan ke peserta juga sesuai dengan kondisi
kehidupan sehingga mereka memiliki kecakapan untuk memecahkan berbagai
persoalan kehidupan,” kata Ella Yilaelawati, Direktur Pendidikan
Kesetaraan Depdiknas di Jakarta, Selasa (8/7).
Menurut Ella, pendidikan kesetaraan Paket A atau
setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA ini merupakan bagian dari
pendidikan nonformal yang memberikan fleksibilitas kepada peserta untuk
menjalani pendidikan sesuai minat dan kondisinya. Pendidikan kesetaraan
sebenarnya bisa menjadi pilihan alternatif bagi individu dalam menjalani proses
belajar sepanjang hayat.
Dalam kaitannya dengan program pemerintah mencanangkan
wajib belajar sembilan tahun untuk anak usia sekolah, pendidikan kesetaraan
mampu berkontribusi sebanyak 4,6 persen pada angka partisipasi kasar (APK) SMP
secara nasional.
Karena itu, pemerintah sendiri sudah mulai
mensinergikan pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal di luar
sekolah, termasuk pendidikan kesetaraan, untuk meluaskan akses wajib belajar
sembilan tahun bagi warga yang memiliki kendala ekonomi, sosial, budaya, dan
geografis untuk bisa menikmati pendidikan di sekolah-sekolah.
Buhai Simanjuntak, Ketua Forum Komunikasi Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) mengatakan pembelajaran di lembaga
pendidikan kesetaraan ini perlu ditingkatkan tanpa membuatnya menjadi kaku
seperti di sekolah formal. ”Pendidikan kecakapan hidup memang perlu ditekankan.
Sebab, yang ikut pendidikan kesetaraan ini kan masih banyak dari keluarga tidak
mampu atau bekerja. Mereka ini butuh pendidikan yang bisa meningkatkan taraf
hidup dan pekerjaan mereka,” kata Buhai.
À
ANALISIS
Berita di atas berisi tentang
pendidikan kesetaraan yang perlu diajarkan mengenai kecakapan hidup. Diharapkan melalui
pendidikan kesetaraan dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pendidikan
formal maupun pendidikan non formal karena pembelajaran kecakapan hidup dan
kepribadian profesional perlu ditekankan untuk menyiapkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja.
Pembelajaran kecakapan hidup (life
skills education) sangat penting dalam pendidikan kesetaraan. Sedangkan life
skill tersebut diartikan sebagai pendidikan yang memberikan kecakapan personal,
kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja,
berusaha dan untuk hidup mandiri yang
ada pada diri seseorang untuk menempuh perjalanan hidup atau untuk menjalani
kehidupan, mulai dari kanak-kanak sampai dengan akhir hayat. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan dilakukannya pembelajaran di lembaga-lembaga penyelenggara
pendidikan kesetaraan seperti pondok pesantren, pusat kegiatan belajar
masyarakat, atau sanggar kegiatan belajar dilakukan berdasarkan acuan kurikulum
yang disesuaikan dengan kondisi peserta untuk bisa siap bekerja dan
berwirausaha. Bahan ajar yang digunakan juga harus sesuai dengan kondisi
kehidupan sehari-hari sehingga mereka memiliki kecakapan untuk memecahkan
berbagai persoalan kehidupan.
Pendidikan
kesetaraan Paket A atau setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA
ini merupakan bagian dari pendidikan nonformal yang memberikan fleksibilitas
kepada peserta untuk menjalani pendidikan sesuai minat dan kondisinya.
Pendidikan kesetaraan sebenarnya bisa menjadi pilihan alternatif bagi individu
dalam menjalani proses belajar sepanjang hayat. Pemerintah mencanangkan program
wajib belajar sembilan tahun untuk anak usia sekolah, pendidikan kesetaraan
mampu berkontribusi sebanyak 4,6 persen pada angka partisipasi kasar (APK) SMP
secara nasional.
Karena itu,
pemerintah sendiri sudah mulai mensinergikan pendidikan formal di sekolah dan
pendidikan nonformal di luar sekolah, termasuk pendidikan kesetaraan, untuk
meluaskan akses wajib belajar sembilan tahun bagi warga yang memiliki kendala
ekonomi, sosial, budaya, dan geografis untuk bisa menikmati pendidikan di
sekolah-sekolah dan meningkatkan taraf hidup dengan pekerjaan yang mereka
peroleh kelak.
è ANALISIS DISKUSI
Dilihat
dari pemaparan teman-teman kemarin, maka dapat disimpulkan bahwa life skill
tidak hanya diperuntukkan untuk mereka yang normal saja tetapi juga untuk mereka
penyandang cacat. Karena kemampuan atau keterampilan tersebut digunakan untuk
dapat beradaptasi dan berperilaku positif
dalam menghadapi tuntutan dan tantangan hidup secara efektif.
Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan secara total baik fisik, mental
dan spiritual yang bermanfaat untuk mengelola dirinya sendiri dalam menghadapi
lingkungan maupun upaya membentuk keberanian.
Pada zaman sekarang ini banyak para penyandang
cacat yang sukses di bidang bisnis. Misalnya ada seorang tunagrahita yang
berhasil menciptakan lapangan pekerjaan sendiri atau menjadi wirausaha sukses.
Usaha yang digelutinya yaitu dalam bidang bisnis kerajinan tangan, membuat
berbagai hiasan rumah tangga dari barang-barang bekas yaitu dari kulit jagun.
Kulit jagung tersebut dibentuk bunga, lampion, tempat pensil dan lain-lainnya.
Namun
permasalahan yang ada di Indonesia adalah makin tingginya pengangguran dan menyebabkan terjadinya perilaku negatif yang
mereka lakukan. Pengangguran yang paling dominan adalah kaum pemuda baik
terdidik maupun tidak. Sebaiknya pendidikan formal lebih menekankan proses
pencapaiannya daripada hasil akhirnya dan lebih mengedepankan keterampilan atau
kecakapan hidupnya. Bila keterampilan atau kecakapan hidup ini dimiliki oleh
setiap orang, maka sudah pasti mereka akan lebih mudah dalam menghadapi
kondisi, situasi, tantangan dan masalah yang semakin hari semakin banyak dan
semakin kompleks. Karena mereka dapat berfikir cerdas dan mampu memilah dan
memilih mana yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta mana
yang harus dihindari dan dijauhinya.
Keterampilan
hidup atau life skill yang diharapkan antara lain : terampil dalam memecahkan
masalah, terampil berfikir kritis, terampil mengambil keputusan, terampil
berfikir kreatif, terampil komunikasi interpersonal, terampil bernegosiasi,
terampil mengembangkan kesadaran diri, terampil berempati dan terampil
mengatasi masalah yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar